Contoh Kurikulum Operasional Tingkat SMALB
Karakteristik Satuan Pendidikan
Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Model 13 (SMALB Model 13) merupakan satuan pendidikan yang berada dalam pengelolaan satu atap bersama dengan jenjang Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) dan Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) di bawah kepemimpinan seorang Kepala Sekolah Luar B.
Sekolah berada di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat yang merupakan bagian dari wilayah Provinsi DKI Jakarta.
Kondisi geografis berupa dataran rendah yang terletak 7 meter dari permukaan laut dengan luas wilayah 129,54 km2.
Kepadatan penduduk 19.592 jiwa per km persegi yang merupakan kota terpadat kedua setelah Jakarta Pusat di wilayah Provinsi DKI Jakarta. (Sumber data: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Prov DKI Jakarta Tahun 2020).
Jakarta Barat merupakan salah satu wiayah pusat industri di Jakarta, ditandai dengan terdapat banyaknya pabrik-pabrik pengolahan industri ringan, tekstil, maupun bahan-bahan kimia.
Pusat perbelanjaan besar baik tradisional maupun modern dan juga sentra ikan hias berada dekat dengan sekolah.
Keberadaan sentra perekonomian tersebut memberikan peluang yang besar bagi sekolah untuk menyiapkan sumber daya manusia baik dalam bidang pengadaan barang maupun jasa.
Dukungan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat terhadap kebaradaan SMALB Model 13 melalui Kelurahan dan UMKM berupa pemberian 2 kios yang tergabung dengan pasar tradisional sangat menunjang pengembangan kewirausahaan peserta didik khususnya kegiatan penjualan hasil keterampilan diantaranya hasil cetak sablon (kaos, mug dan keramik), hasil tata boga (kue kering, juice, dan jenis makanan lainnya), dan hasil tata busana ( linen dapur, linen ruang makan dan linen ruang tamu).
Lingkungan sekolah yang tergabung dengan dua SDN dalam satu lokal memberikan kesempatan bagi peserta didik beradatasi di masyarakat majemuk dengan latar belakang suku, ras, pendidikan, dan profesi yang sangat beragam, oleh sebab itu sangat diperlukan sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
Faktor pendukung lainnya terhadap pengembangan SMALB Model 13 adalah ketersediaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang kompeten dengan kualifikasi akademik minimal S1 dan sebagian besar berusia relatif muda dengan penguasaan IT yang baik.
Prestasi yang diraih peserta didik pada berbagai ajang kompetisi bidang olahraga, seni, dan keterampilan baik di tingkat Wilayah, Provinsi, maupun Nasional merupakan indikator bahwa peserta didik memiliki potensi unggul yang perlu terus dipupuk dan dikembangkan.
Di samping beberapa faktor pendukung di atas terdapat beberapa persoalan yang
merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Persoalan-persoalan tersebut antara lain ketersediaan sarana dan prasarana yang belum memadai antara lain bangunan gedung yang belum aksesibel dan rusak karena termakan usia, ruang keterampilan yang masih jauh dari ideal, lingkungan yang sering banjir sehingga merusak peralatan sekolah, dan sering timbulnya aroma tak sedap akibat tumpukan sampah di pasar tradisional.
Persoalan lain adalah jumlah guru yang semakin berkurang karena pension dan pengangkatan Guru Kontrak Kerja Individu (KKI) menjadi CPNS di sekolah lain sehingga ada beberapa guru terpaksa mengajar rangkap rombel dalam waktu yang bersamaan.
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran berbasis Proyek yang kontekstual dan interaksi dengan lingkungan sekitar.
Proyek pada kegiatan kokurikuler terkait dengan Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Kegiatan kokurikuler + 25% dari total kegiatan reguler/ intrakurikuler per tahun berupa Proyek Penguatan Profil Pancasila (kegiatan luar kelas, fleksibel).
Pemilihan Tema Proyek pada jenjang Sekolah Menengah sebangyak 3 Tema sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan.
Walaupun muatan kurikulum terbagi atas intrakurikuler dan kokurikuler hal ini tidak mengurangi beban belajar guru, maksudnya beban belajar guru tetap, karena guru perlu memfasilitasi Proyek.
Rancangan Pembelajaran
Layanan pembelajaran di SMALB didasarkan pada kemampuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik, oleh sebab itu layanan pembelajaran diawali dari identifikasi peserta didik, asesmen peserta didik, dan dilanjutkan dengan penyusunan profil peserta didik.
Identifikasi dilakukan untuk menemukenali keberagaman peserta didik yang diduga mengalami hambatan.
Kegiatan asesmen khususnya asesmen akademik dilakukan untuk mengetahui potensi apa yang sudah dimiliki peserta didik dan hambatan apa yang dialaminya.
Hasil dari identifikasi dan asesmen tersebut dituangkan dalam bentuk profil peserta didik yang yang menggambarkan potensi apa yang sudah dimiliki, apa hambatannya, dan apa yang dibutuhkan dalam belajar.
Profil peserta didik tersebut digunakan sebagai dasar dalam penetapan fase capaian pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik.
Oleh sebab itu sangat memungkinkan konten pembelajaran berbeda antara peserta didik satu dengan yang lain karena berbeda kemampuannya.
Perbedaan juga dapat dialami oleh peserta didik yang disebabkan oleh kekhususannya antara lain:
Hambatan penglihatan,
Hambatan pendengaran,
Hambatan intelektual,
Hambatan fisik/ motorik, dan
Gangguan autisme.
Contoh KOSP Tingkat SMALB
Contoh selengkapnya untuk Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) Tingkat SMALB dapat di unduh di bawah ini:
Post a Comment for "Contoh Kurikulum Operasional Tingkat SMALB"
Post a Comment
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.